Ketika
kamu menjadi alasanku untuk bertahan dan menyerah..
Aku
berdiri di sini.. disuatu persimpangan yang gelap. Mengarahkanku untuk menuju
ke arah yang lebih baik atau tetap disini. Ditempat yang sama menunggu dalam
ketidakpastian.
Aku
menulis ini dengan sepenuh perasaanku, perasaan yang perlahan-lahan aku paksa
untuk menghilang. Perasaan yang tidak pantas lagi untuk aku pendam. Perasaan
yang tidak terlalu penting untukmu. Sesuatu yang aku perjuangkan dan kini
mungkin aku harus menyerah. Menyerah karena aku tau aku tidak akan bisa
bertahan dalam ketidakpastiian yang panjang.
Langit
cerah ini menuntunku untuk berjalan kearah yang terang. Dimana cahaya-cahaya
itu cukup untuk menerangkan kembali hatiku yang redup. Tapi sinarnya tidak
cukup kuat untuk membuatku melupakanmu. Seseorang yang aku perjuangkan sejak
awal dan kini mungkin harus aku relakan, menjauh dan menghilang untuk melupakan
bayang-bayang itu.
Aku
tak tahu apa yang menjadi alasanku untuk tetap bertahan menunggumu selama 4
musim ini. Menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Hanya sayup-sayup yang
kudengar, rintihan kabar dari orang-orang bahwa kamu memang mahluk yang
misterius..
Dulu
memang aku tak pernah bosan untuk mengetahui bagaiamana keadaanmu. Tapi kini,
waktu yang mengajarkanku untuk tumbuh menjadi lebih dewasa. Menerima kenyataan
bahwa sosokmu memang tidak sepantasnya aku tunggu.. kamu yang terlalu dingin
untuk orang sepertiku.
Tapi
kamu pernah hadir.
Apa
kamu ingat? Indah sekali empat hari itu ya? Hehe.
Iya
kamu pernah datang.
Kamu
pernah ada.. kamu pernah memberi kabar dan kita pernah saling menemani.
Tapi
itu dulu, seberkas masa lalu yang memang benar-benar harus aku lupakan.
Melupakanmu
memang tidak mudah.. melupakanmu itu perlu waktu.
Ya
lagi-lagi sang waktu sangat berperan dalam kisah ini.
Waktu
yang membuatku harus benar-benar melupakanmu.
Sudah
cukup bintang-bintang itu yang menemani malam-malamku yang sunyi tanpa hadirmu.
Sudah
cukup semua gerimis yang hadir dalam keseharianku.
Sudah
cukup. Aku tidak mau terbalut dalam gelap lagi.
Biarlah
semua kisah itu hilang dengan datangnya malam.
Biarkan
aliran itu yang membawa kisah kelam ini.
Sosokmu
yang mungkin tidak akan pernah datang lagi.
Untuk
saat ini, aku katakan aku menyerah..
Dan
kisah ini, aku biarkan menjadi warna penghias dalam duniaku.
Pemberi
warna yang membuatnya akan semakin indah.
-garnetia
pramanita 3/21/2013.